Hanung kembali berani mengangkat tema-tema sensitif untuk dijadikan
sebuah film. Film terbarunya berlabel
"Cinta Tapi Beda" mengisahkan penyatuan 2 sejoli yang beda agama. Tak
perlu lama-lama, film tersebut langsung menuai reaksi. Dimulai dari
PeĀngurus Pusat Keluarga Mahasiswa MiĀnang Jaya (KMM Jaya), Andre
Rosiade (tokoh muda Padang) dan bahkan FPI. Semuanya sama, ingin agar
film ditarik dari peredaran.
Lantas hal apa dari film Cinta Tapi
Beda yang dianggap salah sehingga menghasilkan reaksi tersebut? Saya orang Minang (Padang) dan insyaallah beragama Islam
(alhamdulillah) akan memberikan sudut pandang saya. Mohon untuk disikapi dengan bijak.
1. Dari Sisi Orang Minang
Kenapa harus orang Minang (yang dijadikan sebagai pihak Kristen)? Minang memiliki filosofi dasar "adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah" yang artinya: Adat berpedoman pada syariat (Islam), dan syariat tersebut berpedoman pada kitab Allah. Jika memang benar Hanung menjabarkan image "orang Minang" untuk tokoh wanita tersebut maka itu adalah sebuah kesalahan yang amat teramat sangat FATAL!
Jangan heran jika penelitian awal Hanung dalam pembuatan film ini patut untuk dipertanyakan bahkan dipersalahkan.
Ada pihak yg sempat keseleo mengatakan orang non-muslim di Minang itu diusir, itu juga salah. Saya ingin luruskan: yang benar orang non-muslim (atau keluar dari Islam) di Minang itu hilang ke'suku'annya secara adat dan tidak lagi dianggap orang Minang dari suku apapun.
Sama seperti anda yg mendukung Hanung, tolong juga membaca dengan pikiran terbuka dan menghormati adat kami sebagai orang Minang.
Kenapa harus orang Minang (yang dijadikan sebagai pihak Kristen)? Minang memiliki filosofi dasar "adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah" yang artinya: Adat berpedoman pada syariat (Islam), dan syariat tersebut berpedoman pada kitab Allah. Jika memang benar Hanung menjabarkan image "orang Minang" untuk tokoh wanita tersebut maka itu adalah sebuah kesalahan yang amat teramat sangat FATAL!
Jangan heran jika penelitian awal Hanung dalam pembuatan film ini patut untuk dipertanyakan bahkan dipersalahkan.
Ada pihak yg sempat keseleo mengatakan orang non-muslim di Minang itu diusir, itu juga salah. Saya ingin luruskan: yang benar orang non-muslim (atau keluar dari Islam) di Minang itu hilang ke'suku'annya secara adat dan tidak lagi dianggap orang Minang dari suku apapun.
Sama seperti anda yg mendukung Hanung, tolong juga membaca dengan pikiran terbuka dan menghormati adat kami sebagai orang Minang.
2. Dari Sisi Agama Islam
Saya rasa tidak perlu menjabarkan ayat-ayat disini karena setiap orang Islam pasti sudah tau kalau pernikahan beda agama di dalam Islam itu dilarang alias haram. Jika anda seorang non-muslim/tidak setuju anda juga seharusnya berpikiran terbuka dan menghormati hal (hukum) ini.
Jika seorang muslim ingin menikah dengan non-muslim hanya ada 1 cara: pindah agama. Dan jika hal ini tidak terjadi pada ending di dalam film Cinta Tapi Beda (dimana keduanya menikah) jelas lagi-lagi ini kesalahan elementer dari seorang Hanung Bramantyo.
Di dalam Islam kita diminta untuk tidak mencintai makhluk termasuk manusia melebihi cinta pada Allah. Dan jelas, hal ini sama sekali berlawanan dengan apa yang ingin disampaikan dalam film ini (dengan ajaran Islam.
Saya rasa tidak perlu menjabarkan ayat-ayat disini karena setiap orang Islam pasti sudah tau kalau pernikahan beda agama di dalam Islam itu dilarang alias haram. Jika anda seorang non-muslim/tidak setuju anda juga seharusnya berpikiran terbuka dan menghormati hal (hukum) ini.
Jika seorang muslim ingin menikah dengan non-muslim hanya ada 1 cara: pindah agama. Dan jika hal ini tidak terjadi pada ending di dalam film Cinta Tapi Beda (dimana keduanya menikah) jelas lagi-lagi ini kesalahan elementer dari seorang Hanung Bramantyo.
Di dalam Islam kita diminta untuk tidak mencintai makhluk termasuk manusia melebihi cinta pada Allah. Dan jelas, hal ini sama sekali berlawanan dengan apa yang ingin disampaikan dalam film ini (dengan ajaran Islam.
Perlu diketahui bahwa di Kekristenan pernikahan beda agama pun juga dilarang/tidak direkomendasikan. Tetapi apa yang diangkat oleh Hanung merupakan realitas yang terjadi di masyarakat, bahwa percintaan beda agama memang terjadi dan secara hukum di Indonesia hal itu sulit(bahkan) tidak akan bisa diwujudkan. Mengenai kesalahan kenapa tokoh utama yang Kristen di ambil berasal suku minang, mungkin bisa ditanyakan sendiri ke pak Hanung knp harus demikian? Apakah kontroversinya akan berbeda jika diambil dari suku lain? Ataukah kalaupun diganti akan tetap sama kontroversinya?
ReplyDeleteKarna org berdarah asli minangkabau ada Islam.
DeleteTdk ada yg kristen.
Jadi pantas org minang marah.. Seharusnya hanum selidiki dlu baru d buat. Bukan asal buat aja...gblok