Skip to main content

Kangen Friendster

Friendster adalah situs jejaring sosial paling hits dijamannya. Sangat disayangkan, minimnya pengembangan serta munculnya Facebook sebagai pesaing dengan konsep yang lebih fresh membuat Friendster yang populer disingkat FS itu perlahan-lahan tergusur hingga akhirnya diakusisi dan hilang sama sekali.
Logo yang dulu sempat berjaya
Setelah diceritain temen soal Friendster, gue langsung tertarik dan mengajaknya ke warnet. Tahun 2006...ya, gue masih inget kalo pertama kali gue bikin e-mail itu buat bikin akun Friendster, bukan ngumpulin tugas ama dosen (yang juga lagi trend waktu itu). 

E-mail udah dibikin-in temen gue (ndeso!), selesai sudah registrasinya. Gue bener-bener excited! Maklum... sebelum-sebelumnya gue ke warnet cuma buat iseng; ngetik tugas, nyari chord & lirik lagu, download lagu, nonton youtube, baca berita bola, nyari bahan lucu-lucuan, chatting miRC, trus b*kep deh, hahaaha! Nah...sekarang ada mainan baru.

Gue langsung ketagihan, karna lewat friendster, kita bisa ngirim pesan, bagi-bagi link keren, ngirim testimoni dan komentar ama teman lama. Di friendster, status disebut dengan testimoni, tapi ga pake nanya-nanya apa yang lagi elu pikirin. 

Satu hal yang bikin friendster lebih oke dibanding situs jejaring sosial yang ada sekarang adalah tampilan. Yeah, antar muka friendster lebih dinamis. Halaman profil bisa kita desain sendiri, beda ama facebook atau twitter yang udah bawaan pabrik. Di FS, kita bisa berekspresi sesuai dengan karakter atau keinginan kita masing-masing.

Tampilan yang dinamis dan bisa dikreasikan sendiri
Banyak tren yang dimunculkan dan dipopulerkan lewat friendster saat itu, yang paling berkesan buat gue adalah style emo. Kombinasi rambut poni, sweater, jeans ketat dan sepatu kets udah keren banget dah. Lucu rasanya kalo inget setelan gue jaman itu, kan sekarang style emo udah identik ama anak alay.

Gue juga teringat ama seorang teman gue asal Malaysia, cewek, namanya Nicole. Kita sering balas-balasan testimoni, walo bahasa Inggris gue hancur luar binasa, doi tetep ngeladenin sampe akhirnya kita akrab. Selain pertemanan, di friendster juga ada group-group yang kita bisa gabung buat sharing, discuss atau update info terbaru.

Tiada hari tanpa Friendster, gue bisa betah nangkring berjam-jam cuma buat nungguin balasan komentar atau testimoni. Padahal waktu itu tarif 1 jam warnet masih diitung Rp 4000 / jam dan speednya belum kaya sekarang. Gue juga inget pernah nraktir temen gue 3 jam warnet cuma buat nemenin. Keranjingan total!

Sekarang friendster tinggal kenangan, sempet diakusisi perusahaan Malaysia, mereka tetep ga bisa nyaingin antusiasme orang-orang ama facebook. Saat banyak teman-teman gue hijrah ke facebook, gue masih ngeyel make friendster. Pada akhirnya gue ga bisa nolak perubahan, friendster udah kayak kota mati, gue pun ikut pindah ke facebook.

Kemunculan facebook yang sederhana tampilannya itu diluar dugaan bisa ngeruntuhin kejayaan friendster yang dianggap 'terlalu berat' karena rame-nya riasan pada profil user. Dan diakhir hayatnya, tiba-tiba aja ada banyak spammer dan junker yang bergentayangan. Sabotase? Mungkin.

Akhir yang tragis buat Friendster.

Menurut gue, kekurangan yang menjadi pukulan telak bagi friendster bukan tampilan, tapi ketiadaan fitur online chatting kayak facebook. Jadinya, untuk ngomong ama temen cuma lewat testimoni dan komentar yang kita ga pernah tau kapan akan dibalas. Sempet masang fitur chatting disaat-saat terakhir, friendster tetap kalah, udah telat...

Seandainya aja pada masa itu kemajuan teknologi informasi komunikasi udah kayak sekarang, bukan gak mungkin friendster masih eksis. Kalo aja saat itu kita sudah bisa online lewat handphone dengan mudah dan murah kayak sekarang, mungkin kita masih bisa denger orang nanya "FS lu apaan?".

Sekarang situs friendster.com masih eksis tapi udah berubah format jadi situs game, katanya seluruh database friendster lama udah dihapus, jadi akun kita udah ga bisa diakses lagi (selamanya).

Where are you Nicole? Search me on Google!

Andai aja friendster masih ada, tentu akan asik bisa bernostalgia ama temen-temen dan testimoni-testimoni khasnya, dengan foto-foto nyeleneh dan komentar-komentar dengan tulisan glitter di dalamnya. Dan tentunya, gue juga bisa kembali menyapa teman lama gue Nicole, yang saat itu nama profilnya adalah Nic Junk Style lalu berganti menjadi Nic Duenna. Sekarang gue cuma bisa mengenangnya lewat foto dan blognya yang udah ga keurus: Blog Nicole. (Miss you Nic!)

Kini, satu-satunya yang masih terselamatkan dari masa itu adalah e-mail, artinya, ampe sekarang gue masih punya e-mail yang gue, eh temen gue bikinin tahun 2006 dulu.

Thanks bro...

Comments

  1. sama kangen friendster juga, karena kangen makanya searching tentang friendster dan nyasar ke sini :genit
    yang ngangenin itu gonta-ganti layout nya,, :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, iyoooh. bebas berekspresi kalo FS.

      Delete
  2. Ia banget kanget sama friendster pertama kali bikin masih Beta. 2004 awal2 sma deh..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terimakasih atas komentarnya.
Terimakasih untuk tidak memasang link aktif.

Popular posts from this blog

Apa Itu Fans Karbitan?

Apa sih maksudnya fans karbitan? Fans yang berprofesi sebagai tukang las kah? Hahahaha, tentu bukan. Fans karbitan adalah fans yang tidak memiliki kesetiaan atau fans yang muncul disaat senang dan menghilang disaat susah. Logo resmi fans karbitan versi Liga Primer Fans karbitan tak selalu buta sepak bola (terutama klub dukungannya), tapi yang jelas mereka adalah tipikal yang mau enaknya saja, jadi fans pun hanya karena ingin eksis. Mereka juga bukan pecinta sepakbola netral yang bisa saja tidak menjadi fans tim / klub tertentu. Berikut adalah 7 indikator fans karbitan: 1). Glory Hunter  (25%) Setiap fans biasanya memang lahir dari masa kejayaan klub. Jadi, jika klub dukungannya sedang berjaya, sulit untuk memvonis dia sebagai karbitan. Yang terpenting dan yang menjadi elemen utama adalah loyalitas, yaitu disaat klub mengalami masa sulit, dukungannya tetap ada.  2). Mendukung lebih dari satu klub disatu kompetisi   (25%) Mengaku fans lebih dari satu klu

Beda Banci, Bencong, Waria dan Gay

Ini adalah postingan paling bikin "geli" yang pernah saya tulis. Berhubung sejak era globalisasi fenomena invasi makhluk-makhluk non mitologi ini semakin marak dan cukup mengkhawatirkan, akhirnya saya beranikan juga jari-jari ini untuk terus mengetik. Semoga hasil tulisan ini layak baca dan tidak kena RUU Pornografi atau saya nggak di demo ama mereka, hihihihi!! 1. Banci Mereka adalah sosok makhluk yang terlahir dengan jenis kelamin laki-laki pada akta kelahiran, tapi sayangnya akta tidak menuliskan kalau naluri mereka perempuan. Ya, tampilan luar mereka seperti laki-laki tapi pembawaannya gemulai seperti perempuan, sekalipun mereka mengaku laki-laki. Banci bukanlah bencong yang biasa diuber Satpol PP di taman kota, mereka ini biasanya beredar di hotel, salon-salon atau butik dan jangan salah, mereka ini banyak juga yang elit loh... Ciri berpakaian ( ga patokan sih ): kemeja transparan dan celana kulit ketat, terlihat macho? Bagaimana jika dipadukan dengan highheels ? 2.

Puddle Of Mudd - Blurry

Lagu yang satu ini benar-benar menyentuh banget buat saya. Genre rock tentu sudah menjadi prasyarat disamping musik yang sedikit balad membuat lagu ini semakin gelap dan berkesan untuk diresapi. Puddle of Mudd - Blurry .Lagu ini bercerita tentang perpisahan dengan orang yang dicintai dan meninggalkan rasa sakit yang teramat dalam.