![]() |
Masa Kecil Yang Bahagia |
Sebelumnya saya bercerita tentang permainan petak umpet bernama Cik Mancik, kali ini saya akan menceritakan permainan masa kecil lainnya; En. Simple kali ya namanya? Hahahaha. Untuk permainan ini saya tidak tau penamaannya di daerah lain, intinya ini permainan kejar-kejaran.
Main En biasanya dilakukan siang hari, seperti diwaktu istirahat sekolah. Jadi sedikit banyak perbedaan bocah sekarang dengan jaman 90an adalah, kami dulu sehabis main pasti pada wangi semua, hahahaa. Jangan bandingkan dengan bocah sekarang yang udah make lotion, roll on atau parfum.
Aturan Main
Main En memiliki aturan main yang sederhana. Satu pemain yang kalah hompimpah harus mengejar dan menyentuh badan teman-temannya yang lain. Si pengejar ini biasanya kami sebut dengan "yang jadi". Lalu yang lain tugasnya apa? Ya, lari. Hehehe...
Biasanya area permainan dibatasi agar yang mengejar tidak terlalu capek. Contoh: pekarangan sekolah. Dengan dibatasi, permainan jadi semakin seru, apalagi pemainnya banyak. Berbeda jika area permainan terlalu luas, pemain malah banyak yang sembunyi.
Setiap pemain yang dikejar saat terpojok bisa menyelamatkan diri dengan mengacungkan jempol sambil mengatakan "En!". Pemain yang dalam keadaan En harus mematung pada posisinya dan baru boleh berlari jika disentuh pemain lain yang masih aktif.
Setiap pemain yang berhasil disentuh si pengejar sebelum sempat melakukan En, otomatis jadi pengejar yang baru, tapi dalam perkembangannya ada modifikasi dimana yang kena sentuh akan jadi pengejar kedua dan seterusnya sampai habis, sampai capek.
Jika semua pemain sudah dalam posisi En (tidak ada lagi pemain yang dikejar dan yang bisa menyelamatkan), maka semuanya (kecuali si pengejar) harus hompimpah lagi untuk menentukan siapa yang jadi pengejar selanjutnya.
![]() |
Permainan Anak Anak |
Keseruan
Keseruan permainan ini tentu pada kejar-kejarannya. Di antara teman-teman, ada yang larinya cepat dan ada pula yang lambat. Kalau teman yang mengejar larinya cepat, yang lain jiper duluan. Sebaliknya, kalau yang mengejar lambat, bakal di bully.
Beberapa pengalaman main En yang buat saya berkesan (sebenarnya ada banyak, tapi saya tidak ingat semuanya) contohnya jatuh. Waktu kecil dulu hampir semua celana panjang saya sobek di bagian lutut. Lutut lecet? Udah biasa.
Ada lagi teman yang di bully karena larinya siput. Frustasi, dia langsung menangis sejadi-jadinya. Selain itu, juga kecurangan-kecurangan khas anak kecil. Yang mengejar sudah nyentuh, tapi yang dikejar ngotot En duluan, kadang sampai berantem.
Meski lelah, payah, kalah dan marah, tapi kami dulu tetap bisa ceria, tertawa bersama. Bahagia dengan banyak pilihan tanpa dibatasi oleh status, harta, kasta dan prasangka. Kami yang anak-anak, jelas tak pernah peduli dengan semua omong kosong itu.
Kami tak menilai teman dari baju siapa yang paling rapih, kulit siapa yang paling putih, rupa siapa yang paling bersih. Bagi kami, jika kamu mau bermain bersama kami, kamu adalah teman kami.
Credit to all my childhood friends.
Comments
Post a Comment
Terimakasih atas komentarnya.
Terimakasih untuk tidak memasang link aktif.