Skip to main content

Anak Tiri Asus Itu Bernama ZenMax M1 ZB555KL

Beberapa waktu lalu saya mempersunting sebuah smartphone cantik nan ekonomis keluaran Asus dengan nama Max M1 (ZB555KL).

Melihat spesifikasi (dan harga tentunya), saya langsung klik untuk membeli smartphone ini. Apa yang saya dapatkan selama menggunakannya selama satu bulan terakhir akan saya jabarkan disini, hanya saja saya tidak akan bahas tampilan ya.

1. Fast Charging yang Menakjubkan
Baterai 4000mAh jelas jadi pemikat. Sempat mengira baterai sebesar itu perlu waktu pengisian yang lama. Nyatanya dugaan saya keliru. Pengisian dari 20% hingga full ternyata tak sampai 1 jam! Luar biasa!

2. Finger Scanner & Face Unlock
Lucu, setelah hampir sebulan saya baru sadar kalau ZB555KL punya fitur Face Unlock. Padahal sudah merasa cukup dengan kunci sidik jari. Super! Karena masih jarang smartphone di level ini memiliki keduanya sekaligus.

3. Ada fitur Smart Charging
Ini kelucuan berikutnya. Saya juga baru sadar kalau ada fitur smart charging (memutus arus pengisian jika baterai sudah penuh). Untuk aktivasi saya menggunakan aplikasi Shortcut. Semoga bisa otomatis setelah update.

4. 3GB RAM plus 32ROM yang Ideal
Spek yang sudah jadi syarat 'minimal' untuk smartphone zaman now. Ditambah dengan microSD 32GB buat saya sudah cukup. Sayangnya RAM 3GB itu hanya tersisa setengah. Mungkin karena bloatware yang cukup banyak.

5. Performa Gaming Memuaskan
Walau tidak bisa dibilang ok banget, tapi untuk sekedar PUBG dengan setingan low, ZB555KL sudah cukup soft dalam pengoperasian. Apalagi untuk game dibawah itu seperti Mobile Legends, harusnya bisa dilibas.

6. Hasil Kamera Sangat Mengecewakan
Ini satu-satunya penyesalan pada ZenMax M1. Saya sampai tertegun. Kenapa Asus yang selama ini terkenal punya kamera jernih malah hancur lebur di ZB555KL? Kualitas kamera semakin menyedihkan saat low light. Saya jadi sungkan untuk upload hasil kamera ke sosial media walau dihiasi watermark Zenfone sekalipun (pada aplikasi kamera standar).

7. Mode Kamera Hanya Otomatis
Fitur manual kamera hanya untuk Beauty Effect, sisanya otomatis, tapi ayolah, dengan hasil kamera seperti itu, saya tidak akan jadi tampan walau dengan menggunakan efek cantik seperti apapun. Fitur bokeh pun jadi tak berguna. Pemakaian aplikasi kamera pihak ketiga sudah tidak bisa dihindari.

8. Baterai 4000mAh Rasa 2500mAh
Memang baterainya besar, memang ada fitur fast charging, namun semua itu jadi sia-sia setelah saya merasakan sendiri konsumsi baterainya. Saya tidak mengukur pasti, tapi dengan kapasitas sama, daya tahan baterainya masih kalah dengan Redmi Note 3 Pro kepunyaan saya sebelumnya.

Kamera adalah satu-satunya sektor yang membuat saya begitu kecewa. Sekedar info, versi Indonesia hanya memiliki 1 kamera belakang.

Masalah konsumsi baterai cukup mengganggu plus masalah lain seperti smartphone yang kadang restart sendiri, tapi itu masih bisa dicarikan jalan keluar dan belum seberapa dibanding rendahnya kualitas kamera, khususnya kamera depan 5MP yang hasilnya setara kamera 2MP tablet murah.

Saya juga sedikit kecewa dengan promo-promo Asus yang kurang menampilkan Max M1 seperti promo sang kakak, Max M1 pake Pro. Selain itu, keluaran update terbaru untuk smartphone ini tergolong lamban dibanding produk Asus lainnya, padahal masih produk baru yang harusnya disupport dengan intens.

Saya yakin kekurangan-kekurangan yang saya temui itu masih sebatas program (software), karena sudah melihat spesifikasi rinci teknik yang seharusnya bisa menghasilkan kualitas lebih dari yang sekarang. Semoga setelah update, semua bisa teratasi.

Pada akhirnya, setelah membeli ZenMax M1 ZB555KL, saya merasa seperti mengadopsi anak tiri dari Asus.

Comments

Popular posts from this blog

Puddle Of Mudd - Blurry

Lagu yang satu ini benar-benar menyentuh banget buat saya. Genre rock tentu sudah menjadi prasyarat disamping musik yang sedikit balad membuat lagu ini semakin gelap dan berkesan untuk diresapi. Puddle of Mudd - Blurry .Lagu ini bercerita tentang perpisahan dengan orang yang dicintai dan meninggalkan rasa sakit yang teramat dalam.

Beda Banci, Bencong, Waria dan Gay

Ini adalah postingan paling bikin "geli" yang pernah saya tulis. Berhubung sejak era globalisasi fenomena invasi makhluk-makhluk non mitologi ini semakin marak dan cukup mengkhawatirkan, akhirnya saya beranikan juga jari-jari ini untuk terus mengetik. Semoga hasil tulisan ini layak baca dan tidak kena RUU Pornografi atau saya nggak di demo ama mereka, hihihihi!! 1. Banci Mereka adalah sosok makhluk yang terlahir dengan jenis kelamin laki-laki pada akta kelahiran, tapi sayangnya akta tidak menuliskan kalau naluri mereka perempuan. Ya, tampilan luar mereka seperti laki-laki tapi pembawaannya gemulai seperti perempuan, sekalipun mereka mengaku laki-laki. Banci bukanlah bencong yang biasa diuber Satpol PP di taman kota, mereka ini biasanya beredar di hotel, salon-salon atau butik dan jangan salah, mereka ini banyak juga yang elit loh... Ciri berpakaian ( ga patokan sih ): kemeja transparan dan celana kulit ketat, terlihat macho? Bagaimana jika dipadukan dengan highheels ? 2.

Apa Itu Fans Karbitan?

Apa sih maksudnya fans karbitan? Fans yang berprofesi sebagai tukang las kah? Hahahaha, tentu bukan. Fans karbitan adalah fans yang tidak memiliki kesetiaan atau fans yang muncul disaat senang dan menghilang disaat susah. Logo resmi fans karbitan versi Liga Primer Fans karbitan tak selalu buta sepak bola (terutama klub dukungannya), tapi yang jelas mereka adalah tipikal yang mau enaknya saja, jadi fans pun hanya karena ingin eksis. Mereka juga bukan pecinta sepakbola netral yang bisa saja tidak menjadi fans tim / klub tertentu. Berikut adalah 7 indikator fans karbitan: 1). Glory Hunter  (25%) Setiap fans biasanya memang lahir dari masa kejayaan klub. Jadi, jika klub dukungannya sedang berjaya, sulit untuk memvonis dia sebagai karbitan. Yang terpenting dan yang menjadi elemen utama adalah loyalitas, yaitu disaat klub mengalami masa sulit, dukungannya tetap ada.  2). Mendukung lebih dari satu klub disatu kompetisi   (25%) Mengaku fans lebih dari satu klu